PENGARUH
PEMBERIAN INFUS DAUN PRASMAN (Eupatorium
triplinerve Vahl.) PERORAL TERHADAP PENINGKATAN BOBOT BADAN MENCIT
(Mus musculus)
Add caption |
SYAMSURIJAL A.
11 01 079
PROGRAM
STUDI STRATA SATU FARMASI
SEKOLAH
TINGGI ILMU FARMASI (STIFA)
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan nutrisi akan
keberlansungan proses pertumbuhan tidak terlepas dari tinggi rendahnya nafsu
makan seseorang. Dorongan untuk makan umumnya didasarkan pada nafsu makan dan
rasa lapar. Dua hal tersebut adalah gejala yang berhubungan tetapi memiliki
arti berbeda. Nafsu makan adalah keadaan yang mendorong seseorang untuk
memuaskan keinginannya dalam hal makan, ini berhubungan dengan konsep budaya
yang berbeda antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya. Sedangkan lapar
menggambarkan keadaan kekurangan gizi yang dasar dan merupakan konsep
fisiologis.(1,2)
Kurang nafsu makan
merupakan masalah yang sering dijumpai pada anak-anak bahkan sampai usia yang
telah dewasa. Hal ini tentu saja tidak baik untuk pertumbuhan dan perkembangan khususnya
anak karena tidak tercukupinya nutrisi yang dibutuhkan. Anak-anak yang kehilangan nafsu makan merupakan tanda
bahwa ia sedang sakit disamping gejala-gejala lain seperti lebih sering menangis,
demam, dan terlihat pucat. (3)
Gangguan nafsu makan umumnya dialami
anak-anak usia 1-3 tahun atau usia prasekolah. Pada usia ini anak menjadi sulit
makan karena pertumbuhan fisiknya melambat dibanding ketika ia masih bayi.
Selain itu periode usia 1-3 tahun disebut juga usia food jag, yaitu anak Cuma mau
makan makanan yang disukai sehingga terkesan terlalu pilih-pilih dan sulit
makan. Sulit makan dianggap wajar selama tidak mengganggu kesehatan dan
pertumbuhan anak dan akan hilang dengan sendirinya. Akan tetapi keadaan sulit
makan yang berkepanjangan dapat berdampak pada pertumbuhan fisik dan
perkembangan intelektual anak. Meski obat-obat modern untuk mengobati penyakit
maupun untuk meningkatkan nafsu makan pada anak-anak telah banyak yang
diproduksi pabrik dan lebih praktis, tetapi tidak mempengaruhi kebiasaan
masyarakat dalam hal pengobatan
berdasarkan budaya dan adat istiadat.(1)
Sampai saat ini,
masyarakat tradisional di negara-negara berkembang biasanya mengatasi sendiri
gejala-gejala sakit yang dideritanya dengan pengobatan tradisional, dengan
sekedar beristirahat, minum jamu atau herbal. (1)
Pada masyarakat
Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat mempunyai upaya
menjaga kesehatan, mencegah penyakit, maupun pengobatan suatu penyakit yang
diderita biasa dilakukan dengan meminum ramuan tradisional atau lebih dikenal
dengan jamu.
Salah
satu tanaman yang dinilai masyarakat memiiki khasiat sebagai peningkat nafsu
makan yakni tanaman Prasman (Eupatorium triplinerve Vahl.). Tanaman prasman
merupakan tanaman yang cukup populer di masyarakat karena sangat mudah
diperoleh dan masyarakat sering menjadikan tanaman ini sebagai pagar hidup.
Rumusan
masalah dari penelitian ini apakah ada pengaruh infus daun prasman (Eupatorium triplinerve Vahl.) terhadap peningkatan nafsu makan Mencit. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh pemberian infus daun prasman (Eupatorium
ttriplinerve Vahl.) pada peningkatan nafsu makan Mencit (Mus
Musculus)
dengan parameter peningkatan asupan makanan dan bobot badan. Manfaat penelitian ini yaitu memberikan informasi tentang penggunaan obat-obatan bahan alam yang telah teruji khasiatnya seperti daun prasman (Eupatorium
triplinerve Vahl.) sebagai panambah nafsu makan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar