Selasa, 18 September 2012

KTI Rumah Sakit Khusus Daerah Makassar



STUDI PENGGUNAAN OBAT PSIKOLEPTIKA
PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH
PROPINSI SULAWESI SELATAN




SYAMSURIJAL A.
08.031






ABSTRAK

Syamsurijal A. Studi Penggunaan Obat Psikoleptika Pada Pasien Di Rumah Sakit Khusus Daerah Prop. Sulsel. Dibimbing oleh Wahyu Hendrarti dan Sahibuddin A. Gani.
            Telah dilakukan penelitian mengenai Penggunaan Obat psikoleptika pada Pasien di Rumah sakit khusus daerah Propinsi Sulawesi Selatan dengan tujuan untuk mengetahui jenis dan jumlah penggunaan obat psikoleptika. Jenis penelitian adalah deskriptif meliputi pencatatan obat psikoleptika dengan menggunakan tekhnik pengumpulan data secara observasi lansung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat psikoleptika dalam satu tahun terakhir dari bulan Mei 2010 sampai dengan April 211 cukup tinggi yaitu sebanyak 2.366.500,  yang terdiri 11 jenis obat dan yang paling banyak digunakan adalah haloperidol dengan jumlah sebanyak 1.452.763.

Kata Kunci : Psikoleptika, Rumah Sakit Khusus Daerah

 

imunologi stifa kbs



MAKALAH IMUNOLOGI
 Imunoprofilaksis
 


Disusun Oleh :
 Nama                : Seri Rahayu
 Nim                   : 0901022


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2011

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, makalah Imunologi ini dapat terselesaikan tepat waktu dan tanpa hambatan yang berarti. Makalah ini mengenai Imunoprofilaksis dengan tujuan dapat membantu dalam mempelajari mata kuliah Imunologi.
Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini hingga selesai. Sangat disadari bahwa makalah ini tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapakan dari para pembaca demi perbaikan makalah untuk selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin….

Makassar, 18 Mei 2011

     Penyusun





BAB I
PENDAHULUAN
I.1  Latar Belakang
Kata imun berasal dari bahasa latin “imunitas” yang berarti pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada para senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap dakwaan. Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubh yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau racun yang masuk ke dalam tubuh. Kuman disebut antigen. Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut antibodi.
Imunisasi adalah pemberian vaksin kepada seseorang untuk melindunginya dari beberapa penyakit tertentu. Imunisasi merupakan upaya untuk mencegah penyakit lewat peningkatan kekebalan tubuh seseorang.
I.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
1.    Menjelaskan pengertian imunorpofilaksis?
2.    Menjelaskan fungsi imunoprofilaksis?
3.    Menjelaskan jenis-jenis imunisasi?
4.    Menjelaskan jenis-jenis vaksin?
I.3  Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisannya sebagai berikut :
1.    Untuk menjelaskan pengertian imunoprofilaksis.
2.    Untuk menjelaskan fungsi imunoprofilaksis.
3.    Untuk menjelaskan jenis-jenis imunisasi.
4.    Untuk menjelaskan jenis-jenis vaksin.
I.4  Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan di atas, maka manfaat penulisannya sebagai berikut :
1.    Untuk menambah pengetahuan mahasiswa mengenai imunoprofilaksis.
2.    Untuk menambah pengetahuan mengenai pembuatan makalah.
3.    Sebagai salah satu bahan referensi untuk pembelajaran selanjutnya.





BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Imunofilaksis
Imunofilaksis adalah pencegahan penyakit infeksi terhadap antibodi spesifik. Selain itu juga, merupakan pencegahan penyakit melalui sistem imun dengan tindakan mendapatkan kekebalan resistensi relatif terhadap infeksi mikroorganisme yang patogen serta menimbulkan efek positif untuk pertahanan tubuh dan efek negatif menimbulkan reaksi hipersensivitas.
.Imunisasi merupakan kemajuan besar dalam usaha imunoprofilaksis. Imunisasi merupakan upaya pencegahan terhadap penyakit tertentu pada diri seseorang dengan pemberian vaksin. Vaksin adalah antigen yang dapat bersifat aktif maupun inaktif yang berasal dari mikroorganisme ataupun racun yang dilemahkan.
II.2 Fungsi Imunoprofilaksis
1.    Meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit, kekebalan terhadap penyakit dapat dipacu dengan pemberian imunostimulan termasuk vaksinasi dan vitamin.
2.    Mengurangi penularan suatu penyakit.


II.3 Jenis – Jenis Imunisasi
Pada dasarnya, ada 2 jenis imunisasi, yaitu:
·         Imunisasi aktif adalah pemberian satu atau lebih antigen agen yang infeksius pada seorang individu untuk merangsang sistem imun untuk memproduksi antibodi yang akan mencegah infeksi. Antibodi dapat timbul secara alami, tetapi paling sering sengaja diberikan. Antibodi dapat memberi perlindungan seumur hidup atau perlindungan untuk sementara waktu. Beberapa vaksin perlu diulangi pemberiannya pada interval tertentu.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam imunisasi aktif, yaitu:
-       Perlu ada paparan (exposure) antigen
-       Dapat alami (infeksi) atau buatan (vaksin)
-       Perlu waktu untuk pembentukan
-       Terbentuk kekebalan untuk jangka waktu yang lama terhadap infeksi mendatang
·         Imunisasi pasif adalah adalah pemindahan antibodi yang telah dibentuk yang dihasilkan oleh host lain. Antibodi ini dapat timbul secara alami atau sengaja diberikan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam imunisasi pasif, yaitu:
-       Tak perlu ada paparan (exposure) antigen
-       Kekebalan humoral (antibodi)
-       Dapat bersifat alami, terdiri dari: maternal mel. Plasenta dan kolostrum.
-       Dapat bersifat perolehan/buatan, terdiri dari antiserum dan imunoglobulin.
II.4 Jenis – Jenis Vaksin
Beberapa jenis vaksin dibedakan berdasarkan proses produksinya, antara lain:
a.  Vaksin hidup (Live Attenuated Vaccine)
Vaksin terdiri dari kuman atau virus yang dilemahkan, masih antigenik namun tidak patogenik. Contohnya adalah virus polio oral. Oleh karena vaksin diberikan sesuai infeksi alamiah (oral), virus dalam vaksin akan hidup dan berkembang biak di epitel saluran cerna, sehingga akan memberikan kekebalan lokal. Sekresi IgA lokal yang ditingkatkan akan mencegah virus liar yang masuk ke dalam sel tubuh.
b.   Vaksin mati (Killed vaccine/ Inactivated vaccine)
Vaksin mati tidak jelas patogenik dan tidak berkembang biak dalam tubuh. Oleh karena itu, diperlukan pemberian beberapa kali.
c.   Rekombinan
Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen epitop bagi sel penerima vaksin.
d.   Toksoid
Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin kuman. Pemanasan dan penambahan formalin biasanya digunakandalam proses pembuatannya. Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid plain toxoid dan merangsang terbentuknya antibodi antitoksin. Imunisasi bakteriil toksoid efektif selama satu tahun. Bahan ajuvan digunakan untuk merperlama rangsangan antigenik dan meningkatkan  imunogenesitasnya.
e.   Vaksin Plasma DNA (Plasmid DNA Vaccines)
Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandun kode antigen yang patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan penelitian. Hasil akhir penelitian pada binatang percobaan menunjukkan bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri) merangsang respon humoral dan seluar yang cukup kuat, sedangkan penelitian klinis pada manusia saatini sedang dilakukan.






BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Imunoprofilaksis adalah pencegahan penyakit infeksi terhadap antibodi spesifik.
2.    Fungsi imunoprofilaksis yaitu meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit dan mengurangi penularan penyakit.
3.    Jenis-jenis imunisasi yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
4.     Jenis – jenis vaksin yaitu vaksin hidup, vaksin mati, rekombinan, toksoid, dan vaksin plasma DNA.
III.2 Saran
       -







DAFTAR PUSTAKA
1.    Rahardjo,P.,Adi, (Tahun tidak tercantumkan), Imunoprofilaksis dan Imunoterapi, Universitas Airlangga, Fakultas Kedokteran Hewan Bagian Mikrobiologi Veteriner, Laboratorium  Virologi dan Imunologi.
2.    Oen L.H. Majalah Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta: PT.Kalbe Farma. 1990. h.58.
3.    Bellanti, J.A. Penggunaan Vaksin. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.1993. p. 553-560.
4.    Bratawidjaja, Karnen Garna. Imunologi Dasar. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2009. p. 68.
5.    M.William Schwartz. Pediatri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1996. p.56.